
Polda Papua Tengah – Polres Mimika. Aksi pemalangan kembali terjadi di Jalan Poros Pomako, tepatnya di depan Kantor Pelabuhan YPMAK, Kampung Pomako, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Sekitar 200 orang dari masyarakat Suku Kamoro yang mengatas namakan diri sebagai panitia Musyawarah Adat (Musdat), dipimpin oleh Yohanis Yance Boyau, melakukan aksi tersebut sebagai bentuk desakan kepada Bupati Mimika agar segera memberikan tanggapan terkait proposal dana Musdat yang ditujukan kepada Pemda Mimika dan PT. Freeport Indonesia. Jumat (02/04/2025)
Aksi yang berlangsung sejak pukul 08.30 WIT ini menyebabkan arus lalu lintas di jalan tersebut terhambat dan menyebabkan antrian kendaraan yang dari arah poumako menuju timika begitu pula sebaliknya. Massa memblokir jalan menggunakan batang pohon dan memasang spanduk yang munuti jalan.
Upaya pengamanan dilakukan oleh aparat gabungan dari Polres Mimika, Polsek Mimika Timur, Polsek Kawasan Pelabuhan Poumako, Satpolair, hingga dua peleton Dalmas serta dua regu perintis. Turut hadir dalam pengamanan ini Waka Polres Mimika Kompol Hermanto, S.H., S.I.K., M.H., Kabag Ops Akp Hendri A. Korwa, S.I.K., M.H., Kasat Samapta AKP Sondy E. O. Tahapary, S.E , serta Kapolsek Mimika Timur Ipda Alex Soumalena. Pejabat distrik seperti Kepala Distrik Mimika Timur Bakri Athoriq dan Kepala Kampung Pomako Muhammad Kilwarani juga berada di lokasi.
Negosiasi dilakukan oleh aparat kepolisian, namun massa menolak membuka palang sebelum perwakilan Pemerintah Kabupaten Mimika menemui mereka secara langsung. Tokoh adat Kamoro, Philipus Monaweyau, menegaskan bahwa acara Musdat adalah hajatan penting bagi suku Kamoro dan harus didukung penuh oleh pemerintah.
Setelah berbagai negosiasi, termasuk dengan tokoh adat dan aparat keamanan, palang akhirnya dibuka sekitar pukul 15.00 WIT. Namun, bentrokan nyaris terjadi ketika kelompok dari suku Asmat diduga hendak melakukan penyerangan ke kampung Cenderawasih. Aparat kembali melakukan pengamanan untuk mencegah konflik terjadi .
Aksi pemalangan ini dilatarbelakangi ketidakpuasan massa terhadap hasil pertemuan sebelumnya dengan Kesbangpol Mimika pada 30 April 2025, terkait proposal dana musdat dari masyarakat kamoro yang di tujukan kepada PT. Freeport Indonesia dan Pemda kab. Mimika,. Selain itu, konflik internal dualisme kepemimpinan Lemasko antara kubu Yance Boyau dan Gerry Okoware juga memperkeruh situasi dan menjadi hambatan utama dalam proses pencairan dana Musdat.
Hingga sore hari, situasi berhasil dikendalikan oleh Personil Polres Mimika yang berada di lokasi dan juga masih terus melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat, adat, dan agama untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban umum.